Rabu, 29 Oktober 2014

Posted by Unknown On 19.30
Hai Sobat Felicia, maaf ni udah lama ngak update :( jadi nggak enakkan ni buat sobat2 felicia :(.
Tapi jangan khawatir meskipun kami ngak update disini tapi alhamdulillah waktu kami selalu kami isi dengan hal-hal yang bermanfaat kok :D. 
Oh ya pada postingan kami kali ini kami akan, share sedikit cerita perjalanan kami hari ini nonton tapping "Kick Andy".
Semua pada tau acara Talkshow "Kick Andy" kan ? pastinya :D
Alhamdulillah, kami kebagian tiket nonton "Kick Andy" untuk lima belas orang, tapi sayang diantara kami hanya ada 11 orang yang bisa pergi sedangkan yang empatnya lagi berhalangan dengan jadwal kuliah :(
Oh ya mulai saja langsung ke ceritanya ya :D
Seperti yang teman2 ketahui kami adalah "Mahasiswa Perantau" yang tinggal di Bogor meskipun ngak semuanya :D. Rasa kebersamaan merupakan hal yang sangat penting, karena diasrama ini kami menjalin ikatan keluarga, bisa diibaratkan Asrama Felicia merupakan keluarga kedua kami di perantauan. Hal yang selalu kami usahakan adalah menjalin kehangatan dan salah satunya adalah melakukan aktivitas bersama seperti jalan jalan bareng. Kebetulan ada ide salah seorang dari kami buat nonton acara tappingnya "Kick Andy",  dan ternyata respon dari masing2 kami baik :D. dan dimulai lah dengan pemesanan tiket. Yahoo.com mulai diguanakan. tap tap tap send dan dapat balasan kami dapat undangan buat nonton acaranya "Kick Andy" untuk 15 orang.

Horeeeee :D

Kami berangkat dari Bogor, dengan menggunakan jasa transportasi Agra Mas, ongkosnya 13 K/ orang. selanjutnya kama berhenti di terminal lebak bulus dan dilanjutkan dengan menggunakan tranposrtasi busway tujuan akhir harmony, tapi kami berhenti di kedoya green garden. Dari kedoya kami naik angkot no 9 tujuan metro tv.
Perjalanan kami untuk sampai ke metro tv lumayan jauh sekitar 300 m dari tempat pemberhentian kami setelah naik angkot.  Tapi perjalanan 300 m tersebut dibawa hilang d jalan. setelah cukup lama berjalan akhirnya sampai juga. Hal yang pertama dilakuka adalah mencari mushalla karena ketika kami sampai jam menunjukkan pukul 3 lewat sekian. Kami mencoba memasuki pintu masuk dan bertanya kepaada penjaganya. bla bla bla, bla bla bla dan akhirnya kami menemukan mushalla di lantai dasar. Sebenarnya mushalla tersebut buat karyawan sih, tapi yaudahlah =D. oh ya sebelum kami masuk tas kami diperiksa terlebih dahulu dan ke front officenya untuk mengkonfirmasi kehadiran untuk mendapatkan snack.
Karena waktunya masih lumayan lama, akhirnya kami duduk2 dulu sambil muter2 menghabiskan waktu. setelah menunggu cukup lama akhirnya waktu yang dinantikan datang. Semua antri menaiki tangga dan berebutan untuk naik duluan mendapatkan tempat duduk yang strategis. Alhamdulillah akhirnya memasuki ruang studio dan kami rasa kami mendapatkan tempat yang strategis (mungkin). acara dimulai jam setengah 8 dan berlangsung kurang lebih 3 jam. Waktu yang cukup lama, tapi kami merasa cukup puas. oh ya satu lagi diakhir sesi dua orang dari kami Nazwir dan Fadhlan Nezar Saputra mendapatkan pita ungu yang bisa ditukarkan dengan salah satu produk yang dibawa oleh narasumber (eiger). Diakhir sesi juga dibagikan buku gratis Go Global. Bersyukur ikut kegiatan kali ini. insyaallah jika ada waktu lagi mungkin kami akan jalan2 lagi. mau ikut ? ^_^ 
oh ya bagi yang ingin nonton, siarannya diputar 28 November 2014 ^_^ 

Rabu, 01 Oktober 2014

Posted by Unknown On 06.06
Assalamualaikum. Bagaimana kabar sobat felicia? pastinya sehat kan. Alhamdulillah. Oh ya pada positngan kali ini Asrama Felicia akan berbagi pengalaman tentang kegiatan kami, yaitu Bedah Buku. Bedah buku ini kegiatan rutin Asrama Felicia, kegiatannya membaca buku yang di rekomendasikan oleh kakak pengurus asrama dan mencari intisari yang bisa diambil dari buku ini. Setelah kita membaca buku dan merangkum isi-isi penting yang terkandung dalam buku tersebut barulah kita mengadakan diskusi untuk membahas lebih detail isi dari buku tersebut. Kemudian kita akan mengutarakan opini-opini masing-masing perorangan tentang makna buku tersebut. Nah, buku yang sudah pernah di "BEDAH" salah satunya adalah THINK AND ACT LIKE A WINNER yang penulisnya adalah Bapak Muk Kuang. Beliau adalah seorang People development Trainer, pembicara, dan penulis buku motivasi maupun inspirasi. Buku Think And Act Like A Winner  telah menginspirasi banyak pembaca dan di rekomendasikan pembicara top nasional maupun internasional, dan manajemen puncak di perusahaan. Melalui buku, artikel aktivitasnya dalam training, Bapak Muk Kuang telah menginspirasi banyak orang.
Alhamdulillah, pada akhir bulan November kemarin tepatnya tanggal 30 November 2014 Asrama Felicia telah mengadakan Bedah Buku Think And Act Like A Winner bersama penulisnya langsung yaitu bapak Muk Kuang. Acaranya kami selenggarakan di gedung CA kampus Diploma IPB, acara berlangsung begitu seru dan menarik. Bedah Buku ini di adakan untuk umum sehingga partisipannya pun cukup banyak untuk memenuhi ruangan. Setelah acara selesai bapak Muk Kuang memberikan penghargaan untuk Asrama Felicia karena antusiasme penghuninya yang gemar membaca. Beliau memberikan dua bukunya untuk perpustakaan Asrama Felicia untuk bahan bacaan penghuni asrama dan sobat semua calon penghuni Asrama Felicia. Dua buku itu adalah  Amazing Life, dan buku yang terbarunya berjudul Messages of Hope. Ok begitu kegiatan kami buat kali ini, menarik bukan ? jadi mau tunggu apalagi ayo bergabung dengan Asrama Felicia kita asah pemikiran kita dengan kegiatan-kegiatan yang positif. :D

Rabu, 04 Juni 2014

Posted by Unknown On 07.00
Assalamu'alaikum, hai teman-teman angkatan 51 gimana kabarnya...? baik kan...?
Jadi gimana...? sudah pada fix masuk diploma, kalau sudah yuk ikut Open Recruitment Asrama Felicia IPB.
Open Recruitment ini khusus bagi kamu Angkatan 51 Program Diploma IPB. Untuk ketentuan dan berbagai infonya bisa lihat melalui poster di bawah ini :
























Untuk kuotanya terbatas, jadi buruan sebelum ditutup pendaftaranya :)
Yuk Buruannnnnnn....! 
Oh ya selain info diatas, di Asrama Felicia teman-teman Angkatan 51 akan dibimbing oleh kakak kelas disini layaknya keluarga dari seorang kakak yang membimbing adiknya untuk mencapai keberhasilan.
Untuk Video Profilnya teman-teman bisa menonton di widget yang tersedia di Blog ini atau melalui link di bawah ini :
 

 
 


Sabtu, 08 Maret 2014

Posted by Unknown On 09.49

Assalamu'alaikum. Hai sobat maaf ni udah lama ngak share. Bukan masksud bikin blog ini ngak aktif, hanya saja lagi ngak sempat, mungkin kayaknya terlalu sibuk akhir-akhir ini. *sok menyibukkan diri,, hee ^_^.
Serius, saat ini ngak terasa kami sudah melewati satu semester, dan alhamdulillah IP kami juga sudah keluar dengan hasil yang kami usahakan selama ini. Tidak seperti semester sebelumnya, kegiatan kami dikampus lebih padat, jadi agak sedikit sibuk gitu, makanya ngak sempat nulis ^_^ (alasan)
Oh ya tanpa basa basi lagi, pada tulisan kali ini kami ingin ngeshare kegiatan tadi malam.
apaan tu...?
Malam tadi kami melahap sosis bakar dari seseorang yang sangat akrab dipanggil kak Trubus. Tuturnya sih dalam rangka syukuran atas sidangnya jum'at kemaren di Institut Pertanian Bogor, Fakultas Peternakan, dan saat ini kak Trubus tengah menunggu waktu wisuda.
Who is he ?
Kak Trubus bisa dibilang orang yang berjasa membimbing kami di asrama ini. Meskipun sibuk dengan aktivitasnya, kak Trubus tak henti-hentinya memberi nasehat kepada kami (wejangan kata indra) agar kami lebih baik kedepannya dari kak Trubus.Ilmu yang diperolehnya selalu dibagikan pada kami, sehingga bisa dikatakan kak Trubus sangat suka berbagi, dan kami akui ilmu yang kak Trubus bagi sangat besar kami rasakan manfaatnya. Dari kak Trubus kami diajarkan sopan santun, menulis, berbicara di depan umum, dan yang lebih penting bagaimana bersikap kritis. 
Pokoknya sangat besar kami rasakan manfaatnya.
Kembali ke topik, kegiatan kami semalam juga dibarengi dengan canda tawa dan perasaan kenyang, pastinya makan sosis bakar dengan porsi yang bikin ‘enek’. Malam kala itu, sesekali muncul perasaan sedih, salah satu dari kami (Indra) ngak bisa ngerasain enaknya yang namanya sosis bakar. Indra harus ke Jakarta karena urusan istri ke duanya yang lagi ngambek. *Upss bercanda, hiiihiii. Maksut kami ada urusan dengan pamannya. Sujujurnya kami bersyukur dengan ketiadaan anggota keluarga yang satu itu, punya indra bisa kami makan bareng-bareng (*Bercanda, maaf ya dra, heee). Kan udah dimasak, jadi ya harus dihabiskan biar gak nangis sosis bakarnya.
Oh ya mungkin hanya itu yang dapat kami goreskan pada tulisan kali ini, terima kasih telah meluangkan waktunya untuk membaca.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatu……..

Sabtu, 11 Januari 2014

Posted by Unknown On 05.19

PESANTREN. Apa yang kalian bayangkan setelah mendengar  kata itu ?.  Pasti yang ada dipikiran kalian adalah sekumpulan anak alim  yang sudah berkali-kali khatam bahkan sudah hafal Al-Quran. Tetapi pendapat itu sangat bertentangan dengan yang gue alami sebagai anak pesantren. Nama gue Hanif Ramadhan biasa dipanggil Hanif. Pada saat kelas 3 SMP gue pengen ngelanjutin ke pesantren. “Hanif lulus SMP mondok aja ya” ujar ibu gue. “Emang kalo mondok enak gak ?” tanya gue yang saat itu emang lagi bingung pengen nerusin kemana. “Enak kok nanti kamu bisa jadi ustad dan ngedoain orangtua kamu masuk surga” ujar ibu gue. “Dikasih uang jajan gak” tanya gue. “Iya”balas ibu gue. “banyak gak?”. “banyak kok Rp 450.000 per bulan “kata ibu gue. Akhirnya dengan alasan itu gue pengen masuk pesantren. Bukan karena pengen jadi ustad terkenal, tapi gue pengen uang jajan yang banyak.

Hari Senin usai upacara, kelas gue heboh gara-gara anak kelas udah pada tahu gue pengen pesantren gue udah kayak Artis yang dikerubungin penggemar. “Bro kalo udah jadi ustad jangan lupa doain gue ya” kata Deni anak juragan tanah di kampung gue. Pada saat jam pelajaran pertama adalah pelajaran pak Tarno wali kelas gue. Pada saat pak Tarno melaksanakan ritual absen tibalah nama gue disebut. “Hanif Ramadhan” ujar pak Tarno mengabsen. “Hadir pak” jawab gue. “Oh kamu yang mau nerusin ke pesantren ya. Kamu nanti baik-baik disana ya jaga nama baik sekolah kalo udah lulus jangan lupa ngajar disini ya,” ujar pak Tarno. Gila gue gak nyangka kalo kabar ini telah tersebar kemana mana bahkan sampai di kalangan pejabat sekolah. Pada saat istirahat gue ketemu sama Simon. Dia itu anak paling bandel di sekolah gue. “Eh elo Nif. Lo jadi ke pesantren?”. “Iyalah emang kenapa”Tanya gue. “Lo mau jajan ya silahkan hari ini lo jajan sepuasnya gue yang traktir tapi jangan lupa kalo udah jadi ustad doain gue ya semoga gue jadi orang sukses” kata Simon. “Wah kesempatan nih buat ngebales si Simon yang pernah ceburin gue ke empang waktu pulang sekolah kemarin” kata gue dalam hati. “Oh yaudah kalo gitu gue pengen bakso,gorengan,roti,es buah,keripik,sama tango 1 ya” ujar gue. “Gila lo mau malak gue apa?” bentak Simon. “mau gak ?” kata gue dengan nada santai. Akhirnya duit bekal gue utuh hari ini karena gue ditraktir Simon.

Terkadang pesantren itu bisa jadi alasan untuk melegalisasi semua kegiatan gue di rumah. “Hanif matiin TV nya bentar lagi solat magrib” ujar ibu. “Ah ibu kan lagi rame” kata gue ngeles. ”Sholat dulu baru nonton TV lagi” kata ibu gue. ”Kan nanti di pesantren ga ada TV” kata gue. “Oh yaudah tapi jangan lupa solat magrib ya” kata ibu gue. Gila pertama kali gue ngerasain kayak raja. Semua yang gue mau diturutin. Bahkan kalo gue minta kawin mungkin bakal dilamarin. Walaupun semua kemauan gue diturutin gue tetep seperti sapi yang dimanja sebelum dipotong waktu Idul Adha.
        
Akhirnya tibalah hari keberangkatan gue. Warga sekampung heboh ngelepasin gue ke pesantren. Gue diarak keliling kampung. Segelintir doa warga kampung mengiringi kepergian gue ke pesantren. Ibu dan adik gue nangis melepas gue ke pesantren. Gue diantar ayah gue ke pesantren. Jarak pesantren ke kampung gue 7 jam perjalanan. Tapi gue ngerasa perjalanan ini sungguh berat dan lama. Gue kayak teroris yang dibawa pake mobil tahanan buat diantar ke tempat eksekusi hukuman mati.
         
Pesantren Darussalam adalah tempatku menuntut ilmu hingga 3 tahun kedepan. Usai daftar ulang ayah langsung pamit pulang. Gue diantar pegawai pesantren ke kamar asrama gue. Kamar gue nomor 13. Beberapa temen gue pernah bilang kalo angka 13 itu angka sial. Entah kesialan apa yang menimpa gue nanti dan gue berharap itu tak akan pernah terjadi. Gue sekamar sama santri dari Maluku, Medan, dan Jakarta. Yang dari Maluku namanya Thomas. Yang dari Medan namanya Rudi dan yang dari Jakarta namanya Boni. Setiap hari gue bangun jam 3 subuh buat solat sunnah tahajud dilanjut baca Al-Quran sampai subuh.  Di pesantren ini system senioritas berkembang pesat layaknya IPDN. Para senior biasanya tidak suka dipanggil tanpa inisial “mas” di depan nama mereka. Apabila para junior seperti gue tidak tahu tentang aturan tidak tertulis ini bisa-bisa dibully semalaman dan itu hampir terjadi pada gue. Malam itu gue sama temen sekamar gue lewat di depan senior yang lagi pada nongkrong di depan masjid tanpa permisi dan bilang mas. “Heh anak baru kenapa lo gak manggil gue pake “mas”” kata senior. Kita berempat gemeteran ngeliat muka-muka senior yang kayaknya udah siap nelen kita bullet- bullet. “Ampun mas kita gak sengaja lewat tanpa permisi” kata Rudi dengan logat bataknya. “Lo ngomong apa ngajak ribut” kata salah satu senior yang mendengar logat bataknya. “Kita mau minta maaf bukan mau ngajak ribut” kata Boni. “Wah nih bocah dibilangin malah nyolot udah kita giring aja ke lantai 2” ujar salah satu senior yang sepertinya pemimpin gerombolan ini. Akhirnya kami diinterogasi habis-habisan semalaman. “Heh lo mau nyari ribut sama kita?” tanya salah satu senior. “Kita ga cari ribut mas kita mau pulang ke kamar mau tidur” kata gue. “Wah nih bocah dibilangin malah nyolot lo mau gue lempar dari lantai 2” kata salah satu senior. Kita berempat mulai cemas keringat dingin bercucuran membasahi tubuh kami. Gue ngebayangin kalo kita bener-bener dilempar dari lantai 2 dan masuk berita Koran. “Heboh 4 santri bunuh diri di masjid diduga stress karena tidak bisa menghafal kitab kuning”. “ Woi gue nanya dijawab dong” kata sang pimpinan rombongan. Tiba-tiba terdengar suara langkah mendekati tempat pembataian anak baru. “Woi kalian semua ngapain bukannya tidur” teriak ustad Maulana. Akhirnya kami selamat malam itu. Hari-hari kami lewati dengan berat.  Setiap hari kita harus menyetor hafalan Al-Quran kita. Kalo udah begini kita berempat pasti keluar paling buncit karena kami paling susah menghapal Al-Quran. Setiap hari kami makan di warteg depan pesantren. Sebenarnya pesantren menyediakan catering tapi dengan lauk sayur,tempe tahu,dan ikan asin. Setelah sebulan belajar di pesantren kami berempat mulai bosan di pesantren. Jiwa kami tidak bebas terikat aturan yang menurut kami memuakkan. Akhirnya malam itu kami berempat memutuskan untuk kabur.

“Bro, kita jadi kabur main malam ini” tanya gue ke Boni ketua koordinator rencana kabur. “Ya iyalah kita kabur setelah Mas Parjo ngecek kamar udah gitu kita kabur lompat pager belakang WC ok” kata Boni mantap. “Siap boss” ujar kita kompak. Pesantren ini mempunyai pagar setinggi 2 meter. Setiap minggu selalu saja ada santri yang kabur lompat pager. Tak jarang pula mereka ketahuan dan langsung dibotak di tengah lapang. Menurut gue kalo ada olimpiade lompat pager kelas dunia santri Pesantren Darussalam pasti jadi pemenangnya. Waktu menunjukkan pukul 23.30. Pasukan pengemban misi suci telah berkumpul di toilet dan bersiap untuk lompat pager yang pertama kalinya. “Woi inget ya setelah kita lompat pager, kita kumpul di deket indomaret pinggir jalan ok” kata Boni sang komandan. “siap gan mulai dari gue dulu ya”. ”iya lo duluan Nif cepetan lompat sana” ujar Rudi. Setelah lompat pager kita menunggu teman Boni dari kampung sebelah yang mengajak mereka nonton layar tancep. “Bon, mana temen lo lama banget sih” kata Thomas. “Sabar bro orang sabar disayang allah swt” kata Boni. “Dimana-mana orang sabar disayang tuyul” kata gue. Akhirnya temen si Boni dateng juga. Namanya Jarwo. Dia adalah jagoan dari kampung sebelah. Dia satu sekolah dengan kami tetapi dia kakak kelas kita. Setelah beberapa lama kita berjalan akhirnya kita sampai di TKP. Para warga sudah ramai berkumpul di lapangan. Layar tancep memutar film tentang Kian Santang. Karena terlalu asyik menonton gue gak sadar udah ditinggalin sama temen gue. Disaat gue panik nyariin temen gue tiba-tiba gue disamperin preman yang lagi mabok. “Heh serahin duit yang lo punya atau gue keluarin usus lo dari perut lo” ujar sang preman sambil nodongin pisau buat motong daging. Ampun… sial banget sih gue malem ini, kebelet pipis lagi aduh…. Gak mungkinkan gue ijin pipis sama nih preman sambil ngomong ”Abang preman yang terhormat ijinkan saya untuk pipis di toilet sebentar atau saya akan pipis di muka abang” dan gue pikir itu gak mungkin. Disaat kritis seperti itu datanglah malaikat penyelamat gue. Siapa lagi kalo bukan Jarwo jagoan kampung ini. “Bang kita ngomong bentar yuk disana” kata Jarwo kepada sang preman. Jarwo dan preman pun pergi meninggalkan gue. Gue berdoa supaya si Jarwo selamat dan ususnya gak ditusuk-tusuk jadi sate usus. Beberapa menit kemudian si Jarwo datang dengan gaya santai. Dalam hati gue lega tapi gue penasaran gimana tuh anak bisa selamat dari preman. “Bro, lo gak apa-apa kan” tanya gue cemas. “No problem bro woles aja” Ujar Jarwo. “Ngomong-ngomong tuh preman lo apain” tanya gue penasaran. “gue hajar terus gue ceburin ke empang. Problem?” tanya Jarwo. Gue Cuma bisa geleng kepala mendengar cerita si preman kampung.
          
Keesokan harinya kami pergi ke sekolah bersama sama. Pada jam pelajaran terakhir gue udah ngantuk banget gara gara begadang semalem. Pelajaran terakhir adalah Agama Islam. Guru pengajarnya bernama pak Palkon. Nama aslinya sebenarnya adalah Abdullah, tetapi karena beliau sering menganjurkan bila setiap buang air harus membersihkan palkon akhirnya beliau dipanggil pak Palkon. Beliau adalah guru yang suka bercanda,tetapi apabila ada murid yang melanggar peraturan beliau akan langsung menghukumnya. Pada kali ini beliau menyampaikan materi tentang hadist. “Anak anak terutama untuk laki laki apabila kalian selesai buang air jangan lupa membersihkan palkonnya ya karena kebersihan sebagian dari iman” kata Pak Palkon mengawali kegiatan mengajarnya. Karena gue sudah terlalu ngantuk, akhirnya gue tertidur. Namun ketika sedang tertidur pulas malapetaka datang meninmpa gue. “Muhammad Hanif” kata Pak Palkon. “Hah….oh….iya pak” jawab gue yang baru bangun tidur. “Apa bedanya hadist sahih dengan hadist dho’if” tanya pak Palkon. Mati gue mana gue gak merhatiin lagi. “cepat, jawab” bentak pak Palkon. Gue lirik kanan kiri siapa tahu ada murid dermawan yang mau ngasih tahu. “makannya kalo saya nerangin perhatiin jangan tidur. Sekarang kamu saya hukum menghormat bendera sampai pelajaran selesai biar kamu gak ngantuk lagi” kata pak Palkon disertai sorakan kebahagiaan teman sekelas gue melihat gue dihukum.
           
“Ah…. Sial banget gue hari ini” kata gue waktu pulang sekolah bareng sohib gue. “Oh iya tadi gue liat lo ngehormatin bendera sampe pulang ya” kata si Boni. “lo dihukum sama pak Palkon ya?” tanya Thomas. Gue meganggukkan kepala. “kesalahan loa apa emang sampe dihukum ngehormatin bendera segala” tanya Rudi. “gue ketahuan tidur di kelas pas pelajaran pak Palkon” jawab gue. “Haha……. Koplak banget sih lo” kata si Boni dan Rudi sementara Thomas tertawa terbahak bahak. “eh bro di kelas beta ada murid baru cakep banget” kata si Thomas. “Ah yang bener lo bro ? Siapa namanya” kata si Boni. Boni memang dikenal playboy cap gayung. Jadi kalo ada cewek bening pasti langsung dideketin. “Namanya Bella bro dia pindahan dari Jakarta” ujar Thomas. “ntar kenalin ke gue ya” kata si Boni.”Itu masalah gampang bro yang penting lo berani bayar berapa heheheh” jawab Thomas. “Ah lo bisa aja bro ntar kalo gue udah pacaran  sama dia gue traktir baso deh buat lo bertiga” jawab Boni.
             
2 hari kemudian si Boni curhat ke gue. “Nif gue tadi baru kenalan sama si Bella dong” kata si Boni. “Ah yang bener lo bro?” tanya gue. “Tadi siang bareng si Thomas” jawab Boni. “gimana orangnya?” tanya gue. “Gila bro orangnya manis banget, baik, feminim banget” kata Boni. “kayaknya gue jatuh cinta sama dia” lanjut Boni. “Gila lo bro baru sekali bertemu udah langsung suka aja” kata gue. “Iya bro dari sekian cewek yang gue kenal baru kali ini gue suka pada pandangan pertama” kata si Boni.”Emang secantik apa sih Bella?” tanya gue penasaran. “Cantik banget bro matanya itu loh bro bening banget bikin gue kelepek kelepek”jawab Boni. Jujur baru kali ini gue liat si Boni jatuh cinta pada pandangan pertama dan gue penasaran banget sama anak baru yang bikin si Boni kelepek kelepek.
          
"Bro malam minggu kabur lagi yuk” kata si Rudi sehabis salat isya. “Mau kemana lagi kita bro” tanya gue. “kemana lagi kalo gak ke rumah si Jarwo” jawab Rudi. “Ok lah gue setuju kita kabur pas malam minggu kan gak ada hapalan alqur’an di malam minggu” ujar si Boni. “lo sendiri gimana tom” Tanya gue. “kalo beta ikut aja sama kalian “ jawab Thomas. “Ok jadi sepakat ya kita kabur malam minggu” jawab gue. “Ok bro” jawab mereka kompak. Sabtu sore seusai salat ashar mereka berkumpul di halaman masjid menyusun rencana kabur malam ini. “jadi operasi dimulai setelah Mas Parjo ngecek kamar kita terus ngumpul di kamar mandi belakang ok” Tanya si Boni. “Siap bos” jawab kami kompak. Malam harinya kami berkumpul di kamar mandi belakang. Waktu menunjukkan pukul 23:59. “Bro udah pada ngumpul semua belum” tanya Boni. “Siap  gan” jawab mereka kompak. “Sebelum kita melaksanakan misi kita yang kedua kalinya mari kita berdoa kepada Allah SWT agar misi kita dimudahkan oleh Allah SWT berdoa dimulai”. “et..dah mau kabur aja make berdoa segala”celoteh Rudi. “Ini demi keselamatan kita bersama” jawab Boni. Setelah kita berdoa sejenak satu per satu kami melompati pagar. Aksi berlangsung lancer sampai ke rumah Jarwo. “lo semua ngapain kesini” Tanya Jarwo. “kita mau main aja bosen di pesantren” jawab Boni. “lo semua datang mendadak banget sih datangnya gak bilang bilang dulu” kata si Jarwo. “ya maaf bro tadi di sekolah gue mau ngasih tau tapi gue lupa” kata Boni. “terus kita ngapain nih” Tanya gue. “gak tau dah” jawab Jarwo. “yah… nonton layar tancep aja yuk” ajak Thomas. “Malam ini gak ada layar tancep bro tukang layar tancepnya udah pindah ke desa sebelah” jawab Jarwo. “Lha terus kita ngapain dong” tanya Boni. “mendingan kalian nginep aja di rumah gue kebetulan orang tua sama adik gue lagi pergi ke rumah nenek gue” usul Jarwo. Akhirnya mereka semua menginap di rumah Jarwo. “Bro lo semua mau gue kenallin gak sama cewek kompleks sebelah cakep banget kayak orang China” Tanya Jarwo saat mereka sedang asyik bermain poker. “ah… yang bener lo” tanya Boni anusias. “kapan gue pernah bohong sama kalian kan lo semua best friend gue” kata Jarwo. “Ok deh.. boleh juga tuh” jawab Boni. Boni emang paling antusias kalo masalah kenalan sama cewek cakep. Semua cewek cakep di pesantren dan sekitarnya si Boni pasti tahu. Kalo ada yang Tanya ke Boni tentang kitab kuning pasti dia gak tau, tapi kalo ditanya berapa nomor HP Aisyah cewek manis dari Bandung itu baru si Boni tahu. “kalo mau lo semua ikut gue besok pagi jam 07:00 biasanya hari minggu dia suka lari pagi” kata Jarwo.

Keesokan harinya kita nongkrong di depan kompleks menunggu cewek cakep yang kata si Jarwo mirip orang China. “Masih lama gak sih” ujar Boni yang sudah tidak sabar. “woles bro bentar lagi juga dia nongol” jawab Jarwo. Setelah 15 menit kami menunggu akhirnya dia datang juga. Dan dia emang cantik banget. Dia datang dari arah yang tidak diduga duga berlari kearah kami.”guk….guk…” suara anjing membuyarkan lamunan kami.”hai Angel” sapa Jarwo. “eh.. Jarwo ngapain?” tanya Angel. Sumpah suaranya halus banget. “ini temen gue pada mau kenalan sama lo”. “hai nama gue Boni” sambil menjulurkan tangannya. “Angel” sambil menyalami Boni. Ketika Boni menyalami Angel anjing besar yang dibawa Angel menyalak. “guk.. guk… guk..” sumpah anjingnya galak banget. Setelah kami semua berkenalan kami bergegas pergi karena takut digigit sama anjingnya. Dan gue berpendapat bahwa cewek cakep yang punya anjing segede king kong bikin cowok yang mau deketin bakal ilfeel. Ternyata ketika kami kabur pada minggu pagi ada kerja bakti mendadak. Kami pun menjadi buronan Mas Parjo yang mencari kami kemana mana. Setelah kami kembali ke pesantren malamnya kami di sidang oleh ustadz ilham. “waktu teman teman kalian kerja bakti kalian pergi kemana?” tanya ustadz Ilham. “kami kabur dari pesantren pak” kata Boni. “kenapa kalian kabur dari pesantren?” tanya ustadz Ilham. Kami semua terdiam tak ada yang berani menjawab. “sekarang kalian saya hukum berdzikir semalaman dan kalian akan diawasi oleh saya” kata ustadz Ilham. Gila bisa bisa kita berempaat jadi wali songo kesepuluh. Akhirnya kami begadang semalam suntuk sambil berdzikir bersama ustadz Ilham.   

Setelah beberapa hari setelah kami dihukum oleh ustadz Ilham gue melihat wajah Boni selalu bahagia. Bahkan belakangan ini dia getol banget baca al qur’an dan kitab kuning. Sepertinya ada sesuatu yang bisa membuat playboy cap gayung itu berubah 180. Seminggu kemudian si Boni curhat ke gue. “Nif gue mau cerita nih” kata Boni. “curhat apaan” tanya gue penasaran. “gue tadi siang habis pulang sekolah nembak si Bella” jawab si Boni. “ah… yang bener lo” Tanya gue gak percaya. “serius. Habis pulang sekolah tadi gue ngajak dia pergi ke lapangan deket terminal angkot itu” cerita si Boni. “lu nembak dia disitu?” Tanya gue. “iya” jawab si Boni. “ah gila lo kayak gak ada tempat lain aja itukan lapangan dulunya kuburan china” kata gue.”jangan liat sejarah itu tempat yang penting suasananya pas dan mendukung buat nembak dia” jawab Boni. “terus hasilnya gimana?” tanya gue. “Woles dulu bro denger dulu ceritanya” jawab Boni. Gue pun mendengarkan curhatan playboy cap gayung itu dengan antusias. “setelah gue bawa dia ke lapangan itu kebetulan kondisinya mendukung” ujar Boni. “Di saat  angin berhembus pelan membuat ilalang bergoyang dan terdengar suara kicau burung disaat itu gue bacain puisi di depan dia” lanjut Boni. Gue masih mendengarkannya dengan rasa penasaran. “setelah gue bacain puisi itu di depan dia langsung gue tembak dia” lanjut Boni. “terus hasilnya?” tanya gue penasaran. “gue diterima bro si Bella terharu mendengar puisi dari gue” jawab Boni. “Gila lo coba sini gue liat puisinya” kata gue sambil mengambil kertas puisi si Boni.

I think I'm in love for the first time And it's making my heart confused Tell me what exactly happened How I wonder it will be
You're touching my heart and my soul While your hands in my hands indeed Tell me what exactly happened Makes me feel I'm drowning too deep Seems weird for meI will never let this feeling cold
If You were mine Sharing all ups and downs I'm gonna be around And forever it would be
Cause I'm falling in love I'm falling in love Yes, I'm falling in love I'm falling in love Yes, I'm falling in love Im falling in love with you
You're touching my heart and my soul While your hands in my hands indeed Tell me what exactly happened Makes me feel I'm drowning too deep Seems weird for meI will never let this feeling cold
If You were mine Sharing all ups and downs I'm gonna be around And forever ...
Cause I'm falling in love I'm falling in love Yes, I'm falling in love I'm falling in love Yes, I'm falling in love Im falling in love with you
Cause I'm falling in love I'm falling in love Yes, I'm falling in love I'm falling in love Yes, I'm falling in love Im falling in love with you With you....

kambing gila pantesan si Bella kelepek kelepek dengerin puisi si Boni yang romantis abis hati gue aja meleleh membacanya.”gila lo puisi lo mantep banget apa rumusnya?” tanya gue. “buat puisi itu harus pake hati bro jadi hasil puisnya mantap kayak gini” jawab Boni. ”ngomong  ngomong lo belajar bahasa inggris dimana setau gue lo kan gak bisa bahasa inggris” tanya gue. “gue gak belajar bahasa inggris kok orang nilai ulangan bahasa inggris gue aja kemaren dapet 5,5” jawab Boni. “lah terus lo gimana caranya niptain puisi bahasa inggris seromantis itu” tanya gue. “kan gue tahu kalo si Bella itu suka sama bahasa inggris jadi gue buat puisi pake bahasa Indonesia terus di translet ke bahasa inggris pake google translet” jawab Boni.”dasar koplak gue kirain lo udah paham bahasa inggris kayak bule di TV” kata gue.”ya gak lah ajaib gue bisa ngerti bahasa gak jelas itu” jawab Boni. 
“ya iyalah muka lo juga gak pantes ngomong pake bahasa inggris”kata gue. “lo punya golok gak” tanya si Boni. “buat apaan” Tanya gue. “gue mau nyembelih lo” jawab si Boni. “et dah baru digodain dikit aja udah marah tapi selamat ya” kata gue. “iya makasih ya” jawab Boni. “tapi ada satu hal yang lo lupa” ujar gue. “apaan tuh” Tanya Boni. “PJ nya mana bro” jawab gue. “ah kampret lo entar deh gue kasih. Mau yang mentah apa yang mateng” Tanya Boni. “kalo yang mentah?” tanya gue. “ gue kasih lo buah jengkol segar langsung dari pohonnya” jawab Boni. “kalo yang mateng” tanya gue. “gue kasih lo semur jengkol gimana?” jawab Boni. “ah gila lo udah tahu gue alergi jengkol mau ngebunuh gue lo” tanya gue. “nah lo tau apa maksud gue” jawab Boni. Mendengar jawaban si Boni langsung gue jitak kepalanya dan kita berdua pun tertawa bersama.
Keesokan harinya ketika gue  pulang sekolah ada seseorang yang meneriaki namaku. ”Hanif tungguin gue” kata Boni. “ada apaan lo manggil gue sampe teriak teriak” Tanya gue. “temenin gue ke rumah si Bella dong” jawab Boni. “mau ngapain lo kerumah Bella? Mau ngelamar ya?” tanya gue. “ya nggak lah gila lo baru jadian 1 minggu udah ngelamar aja” jawab Boni. ”ya terus mau ngapain?” tanya gue. “gue mau pinjem novel Laskar Pelangi yang terkenal itu loh” jawab Boni. “nggak ah sore ini kan ada kajian kitab kuning” kata gue. “ayo dong nif temenin gue kerumah si Bella gue malu sendirian nanti gue kasih PJnya deh” bujuk boni. “nggak ah gue gak mau dihukum lagi sama ustadz Ilham gue udah kapok” jawab gue. “ayo dong nif kali ini aja entar PR bahasa arab lo gue yang ngerjain deh” rayu Boni. Boleh juga nih kebetulan gue paling gak paham sama pelajaran bahasa arab. “ok deh gue ikut lo tapi kalo kita dihukum sama ustadz Ilham lo yang tanggung jawab ya” kata gue. “ok deh” jawab Boni. Sepanjang perjalanan si Boni nyeritain si Bella mulai dari kepribadiannya sampai keluarganya. “si Bella itu orangnya baik banget, perhatian dan pinter banget lagi” ujar Boni. “lo gak malu sama dia?” tanya gue. “maksud lo nif?” Tanya Boni. “pacar lo aja pinter masa lo masih kaya kerbau dungu sih” jawab gue. “ah dasar lo kan semua itu butuh proses bro” jawab Boni. Setelah sekian lama ngobrol di angkot gue mulai curiga kenapa gak nyampe nyampe. “Bon rumahnya masih jauh gak” Tanya gue. “bang perumahan griya indah masih jauh gak” Tanya Boni. “perumahan griya indah? Adek salah naik angkot kayaknya soalnya abang gak lewat perumahan griya indah” kata supir angkot. Gue sama si Boni terdiam. Rasa rasanya pengen gue sembelih si Boni gue cincang dagingnya terus gue masak jadi daging rending. Bayangin aja udah nunggu dia angkot 2 jam ternyata salah jurusan. Apalagi jam 4 nanti ada kajian kitab kuning. “kampret banget sih lo emang gak tahu angkot ke griya indah nomor berapa?” tanya gue. “sorry bro soalnya kan kita tadi buru buru jadi gak sempat ngecek “ jawab Boni. “ah dasar lo dari dulu gak berubah kayak kerbau dungu aja lo” kata gue. “sekali lagi gue minta maaf bro” sesal si Boni. Setelah naik angkot dengan jurusan yang benar akhirnya kami sampai di rumah Bella. Kami disambut oleh ibunya Bella dan disuruh menunggu Bella yang lagi ganti baju. Ini adalah pertama kalinya gue ketemu sama si Bella. Saat gue lihat dia datang menghampiri kami sumpah ternyata dia cantik banget lebih cantik dari si Angel. Kriteria gue tentang cewek ideal ada di dalam diri Bella. “hai sayang kenalin ini teman sekamar aku namanya Hanif” ujar Boni. “aku Bella” sambil menyodorkan tangannya. “Hanif” sambil bersalaman dengannya. Ternyata tangannya halus banget. “yang, buku yang ingin kupinjam ada?” Tanya Boni. “ada kok sebentar aku ambil dulu ya” jawab Bella. Setelah mendapatkan buku yang dimaksud ternyata si Boni malah pacaran dulu. Gue yang hanya sebagai penonton setia. Sepulangnya dari rumah Bella gue dan Boni langsung dicegat oleh ustadz Ilham di depan pondok. “kenapa kalian pulang terlambat?” tanya ustadz Ilham. “maaf pak tadi kami kerja kelompok dulu” jawab Boni. “oh gitu baiklah kalian berdua saya izinkan masuk langsung ke masjid ya ikut kajian kitab kuning” kata ustadz Ilham. “iya terima kasih pak” kata Boni. Akhirnya kami selamat di hari itu berkat alasan Boni.
Seminggu setelah kejadian itu gue kembali mengalami kesialan. Pada hari Senin gue terlambat berangkat sekolah. Ketika sedang terburu – buru berangkat ke sekolah tiba-tiba gue dihadang oleh gerombolan anak SMA. “heh serahin duit yang lo bawa atau gue gebukin lo” kata salah seorang dari mereka. “ampun bang gue nggak bawa duit hari ini” jawab gue. “ah bohong lo. Apa perlu kita geledah apa yang ada di dalam tas lo?” tanya mereka. “ampun jangan bang” ujar gue. Akhirnya tas gue digeledah sama mereka. “nah ini apa? lo ngebohong ya?” kata mereka. “jangan dong bang itu buat bayar SPP gue” kata gue. “emang itu urusan gue” kata mereka. Akhirnya duit SPP gue di bulan itu ludes diambil orang. Akhirnya gue ceritain peristiwa yang baru gue alamin tadi pagi. “sialan berani beraninya dia malak best friend gue” ujar Jarwo. “kayaknya sih mereka anak anak SMA deket terminal itu” kata gue. “lo tenang aja bro, gue bakal bikin perhitungan sama mereka” ujar Jarwo. Keesokan harinya setelah pulang sekolah Jarwo, gue dan beberapa anak kelas 2 bersiap untuk mendatangi SMA deket terminal itu. Ketika kami tiba di lokasi tujuan, kami dihadang beberapa siswa SMA tersebut. “pada mau ngapain lo kesini” tanya salah satu dari mereka. “kita mau cari anak SMA yang malak temen gue” kata Jarwo. “lo semua gak boleh masuk” kata mereka. “eh bang kita kesini bukan nyari ribut. Kita kesini Cuma mau duit temen gue yang  kalian palak dibalikin” ujar gue. Tiba tiba datang segerombolan anak SMA yang kemarin malak gue. “nah itu dia orangnya” kata gue. “eh lo kembaliin duit temen gue yang lo palak kemarin” bentak Jarwo. “kalo kita nggak mau kembaliin gimana?” kata mereka. “gue hajar kalian semua” jawab Jarwo. “emang gue takut sama kalian” kata salah satu dari mereka. “wah dikasih hati minta jantung nih anak” ujar Jarwo. “udah gak usah banyak omong langsung serbu mereka semua” kata salah satu dari mereka. Akhirnya tawuran tidak terhindarkan. Karena kalah jumlah, Jarwo dan kawan kawan terkepung. Gue yang terus berusaha untuk melawan akhirnya jadi bulan bulanan sama mereka. Beruntung polisi dibantu warga berhasil menghentikan tawuran dan menyelamatkan kita dari anak SMA itu. Kami digelandang ke kantor polisi dengan wajah babak belur. Gue menjelaskan peristiwa pemalakan hingga terjadinya tawuran kepada polisi. Setelah diinterogasi dan diberi peringatan akhirnya kami diizinkan pulang dengan dijemput orang tua atau wali.
Sesampainya di pesantren gue langsung diobatin di ruang UKS sama ustadz Ilham. “kenapa kamu bisa seperti ini Hanif?” tanya ustadz Ilham. Akhirnya gue ceritain semua kejadian yang gue alami dari dipalak sampai terjadinya tawuran. “lalu apa manfaat yang kamu dapat dari waktumu yang kau buang hanya untuk tawuran?. Apakah dengan tawuran uang SPP mu akan kembali?” tanya ustadz Ilham. “saya tidak mendapatkan apapun dari tawuran tadi siang pak, yang saya dapatkan hanya luka memar” jawab gue. “jadi apakah perbuatan yang kamu lakukan tadi siang hanya membuang waktumu dan merugikan dirimu sendiri saja?” tanya ustadz Ilham. Gue terdiam mendengar pertanyaan dari ustadz Ilham. “tahukah kamu bahwa Allah SWT membenci orang yang membuang-buang waktunya secara percuma” tanya ustadz Ilham. Gue hanya bisa tertunduk merenungi kesalahan gue. “bulan lalu ketika orangtuamu datang menjengukmu ibumu bercerita kepada saya” kata ustadz Ilham. “cerita tentang apa pak” tanya gue penasaran. “beliau bercerita bahwa ia sudah menjual beberapa perhiasannya untuk menyekolahkan anaknya” ujar ustadz Ilham. Gue terkejut mendengarnya karena ibu gue itu sangat sayang dengan perhiasannya. “beliau berkata kepada saya bahwa ia rela melakukan apa saja agar anaknya menjadi anak yang berguna dan membuat bangga orangtua” cerita ustadz Ilham. “tetapi apa yang dilakukan anaknya ketika mereka berjuang mencari nafkah untuk membiayai sekolahnya?” tanya ustadz Ilham. Gue menangis mendengar nasihat ustadz Ilham. “anaknya malah melakukan kegiatan yang melanggar aturan dan membahayakan dirinya sendiri” ujar ustadz Ilham. “maafkan saya pak ustadz selama ini saya sering berbuat nakal bertindak tanpa memikirkan resikonya terhadap diri saya sendiri” ujar gue. “jangan minta maaf sama saya, minta maaflah kepada Allah SWT dan kedua orangtuamu karena kau telah menyia-nyiakan kepercayaan mereka kepadamu” jawab ustadz Ilham. “saya sudah menghubungi kedua orangtuamu untuk datang dan menemuimu. Insyaallah beliau akan datang lusa” kata ustadz Ilham. Gue merenungi sudah gue perbuat dan gue berjanji tidak akan lompat pagar, tawuran atau mengikuti kegiatan yang tidak bermanfaat buat gue. Dan malam ini gue bertobat kepada Allah SWT. Ketika orangtua gue datang mereka langsung bertemu dengan ustadz Ilham. Ustadz Ilham menceritakan apa yang gue lakukan di pesantren termasuk aksi tawuran gue. Setelah berbincang-bincang dengan ustadz Ilham kulihat mata ibuku berkaca-kaca. Akupun bergegas menemui ibuku dan memohon maaf kepadanya. Kami berdua berpelukan dalam tangis. Aku berjanji kepada orangtuaku tidak akan mengecewakan mereka kedua kalinya.

end. :D 

Rabu, 08 Januari 2014

Posted by Unknown On 05.37

8  -  22 Januari 2014
Semangat, Semangat, Semangat, Fight For UAS ^_^.